Thursday, October 8, 2015

10 Aturan Dalam Dunia Bisnis di Jepang yang Bikin Capek dan Keki Warganya Sendiri

Sebagai negara yang menjunjung tinggi etos kerja dan etika yang tinggi, jangan heran kalau etika bisnis di Jepang sendiri juga punya hal yang sama. Tapi bagi beberapa warga yang lahir dan besar di Jepang, beberapa aturan ini cukup mengganggu mereka karena merasa semuanya masih bisa berjalan sebagaimana mestinya walaupun tanpa aturan itu.
Aturan kayak apa sih? Yuk kita lihat 10 aturan dalam dunia bisnis di Jepang yang bikin capek dan keki warganya sendiri!
10

Ketika mengunjungi kantor seseorang, mereka harus menunggu sambil berdiri hingga mereka dipersilahkan duduk oleh tuan rumah.

Yup, kalau sedang bertamu, sebaiknya kita jangan langsung nyosor duduk dulu tanpa dipersilahkan oleh sang tuan rumah. Hal kayak gini itu itu nggak sopan di Jepang.
Masalahnya disini adala, iya kalau tuan rumahnya bisa langsung ditemui. Kalau nggak? Capek deh berdiri terus sambil melihat sofa empuk. Dan aturan ini juga berlaku kalau kita bertamu ke rumah seseorang.
9

Aturan duduk mengenai pangkat dalam rapat.

Masyarakat Jepang sangat memperhatikan status dalam hubungan sosial. Karyawan yang pangkatnya lebih tinggi dianggap punya status yang lebih tinggi, tapi begitu juga dengan tamu, siapa yang lebih berpengalaman, dan siapa yang lebih tua.
Gambar di atas menunjukkan tempat yang tepat untuk diduduki setiap orang. Pintu masuk ada di kiri bawah dan angka 1 adalah orang dengan status yang paling tinggi. Tapi ternyata aturannya akan jadi berbeda tergantung tatanan ruangan yang berbeda pula.
Harus memperkirakan siapa yang jabatannya paling tinggi dan dia duduk di sebelah mana inilah yang bikin pusing para pegawai muda.
8

Melepas jaket atau mantel yang kamu pakai sebelum masuk ke gedung kantor yang kamu kunjungi.

Aturan ini mengharuskan warga Jepang untuk melepas segala jaket atau mantel (tapi jas nggak termasuk) dan melipatnya lalu meletakkannya di tanganmu sebelum masuk ke gedung. Tidak boleh dibuka di dalam lobi, karena bisa menghalangi pegawai dan tamu lain.
7

Salam formal untuk membuka dan menutup surat korespondensi bisnis

Untuk surat pribadi di Jepang, kamu memulainya dengan he/"kepada" dan menutupnya dengan yori/"dari". Untuk bisnis, kamu harus menggunakan haike/"Yang terhormat Bapak atau Ibu" dan keigu/"dengan rendah hati", dan juga beberapa frase dan kalimat lainnya.
6

Masuk ke dalam lift dengan urutan yang benar.

Sekilas mirip dengan aturan pemilihan kursi waktu rapat. Orang dengan status yang lebih tinggi (termasuk tamu) masuk pertama lebih dulu. Sebagai bentuk sopan santun, persilahkan dulu orang lain sebelum dirimu. Pegawai dengan jabatan paling rendah masuk terakhir, dan menempati posisi dengan tombol lift untuk menekannya atau untuk membuka atau menutup pintu.
5

Mengetuk pintu 3 kali sebelum masuk ke sebuah ruangan.

Nggak ada yang bilang kalau kita boleh masuk begitu aja tanpa mengetuk pintu. Tapi ngetuk pintu hingga 3 kali ini kayaknya nggak penting deh. 1 ketukan, maka orang bakal menganggapmu terlalu otoriter (lebih kelihatan kayak "Gua masuk ya!" daripada "gua boleh masuk?"), dan 4 ketukan rasanya kebanyakan deh.
Tapi kenapa kok harus 3, bukan 2? Ternyata etika tradisional Jepang mengatakan kalau 2 ketukan itu untuk mengecek apakah kamar mandi itu ada orangnya atau nggak. Tapi kayaknya nggak mungkin lah kita bakal dikira mau pup di ruang rapat atau kamar temen kalau kita cuma ngetuk pintu 2 kali.
4

Setelah tukar menukar kartu nama, tinggalkan kartu nama rekan kerjamu di meja, bukannya disimpan.

Nah loh, ternyata kartu nama pun punya aturan etika sendiri. Salah satunya adalah, setelah kamu mendapat kartu nama seseorang, jangan langsung dimasukkan ke dalam album kartu nama atau lemari, karena itu menandakan kalau kamu mengkesampingkan identitas seseoarang, bukannya memberikan rasa hormat yang layak.
Selain itu, meninggalkan kartu di atas meja setelah rapat juga dianggap tindakan tak sopan, karena hal ini menunjukkan kalau kamu melupakn kartunya. Karena itu, penting untuk mengambil kartunya sebelum rapatnya selesai. Kalau ditanya kapan, perhatikan aja orang yang bertukar nama denganmu, lalu ambil kartunya ketika dia mengambil kartu namamu.
Tapi hal kayak gini malah jadi useless kan, kalau dia juga nunggu kamu buat nyimpen kartunya? Saran gua, tinggalkan kartunya di meja sampai akhirnya rapat terasa mulai serius, lalu masukkan ke dalam card holder ketika semua orang masih sibuk ngeliat dokumen, nulis catatan, atau teralihkan karena kamu berteriak menunjuk ke suaut tempat, "Eh ada apaan tuh disana?"
3

Ketika dihidangkan teh dan disuguhi teh selama kunjungan ke kantor orang, kamu harus menunggu hingga mereka sendiri minum tehnya.

Waktu datang ke ruangan seseorang, mungkin kamu bakal disuguhi secangkir green tea. Menghidangkan teh kepada tamu adalah kegiatan yang biasa dilakukan pegawai yang jawabatannya rendah di perusahaan.
Walaupun kayaknya ini adalah sebuah keramahtamahan yang baik, meminum teh setelah dihidangkan langsung kepadamu itu bikin kamu kelihatan lebih tertarik dengan minuman gratis itu daripada ngomongin bisnis atau tertentu dengan rekanmu. 
Jadi lebih baik kamu menunggu hingga akhirnya mereka sendiri meminum tehnya. baru kamu bisa minum. Lagian di Jepang, teh selalu dihidangkan panas banget. Jadi ya sama aja , kamu juga belum bisa meminumnya, kecuali kamu mau lidahmu terbakar.
2

Waktu menukar kartu nama, kartumu sendiri harus diletakkan di bawah kartu mereka.

Logikanya adalah, dengan menempatkan kartumu di atas kartu client, dan menghalangi kartunya, itu menandakan kalau kartu nama mereka ini nggak penting buat kamu.
Terus, gimana dong kalau kalian berdua berusaha saling meletakkan kartumu di bawah? Yang ada malah kalian lomba meletakkan kartu nama di bagian bawah.
1

Waktu melihat client pergi, kamu harus tetap membungkuk hingga pintu liftnya tertutup sepenuhnya.

Di toko-toko tradisional Jepang, biasanya pegawai toko menuntun para pembeli ke pintu keluar setelah membayar belanjaan mereka. Hal seperti ini juga berlaku dalam dunia bisnis.
Bukannya balik ke ruangan dan ninggalin clientmu, kamu diharuskan berdiri sampai liftnya datan sebelum mengucapkan salam perpisahan, lalu diakhiri dengan bungkukan yang sangat dalam. 
Kayaknya nggak terlalu banyak masalah kan? Hmmm, siapa bilang. Masalahnya adalah kapan kamu harus membungkuk. Terlambat, maka kamu nggak punya sudut yang tepat untuk memberikan rasa hormat yang layak. Terlalu cepat, maka kamu bakal berada dalam posisi yang membungkuk lebih lama.

Itulah 10 aturan yang dianggap memuakkan.oleh orang Jepang. Semuanya merupakan hasil survey yang dilakukan oleh sebuah portal web Jepang Web R25 kepada 200 orag pria. 
Menurutmu sendiri, gimana? Apa budaya seperti ini bisa diterapkan di Indonesia?

Simak terus Japan Weird News ya, tempatnya Jepang yang unik-unik.

0 comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Komentar & Sarannya??
Terima Kasih Sudah membaca artikel disini.
Update terus Setiap hari dengan artikel yang menarik ^_^